Kali ini aku pengen cerita tentang perjalananku selama KKL di purwokerto-jakarta-bandung dari tanggal 19 – 23 Januari 2010 kemaren… Perjalanan yang menyenangkan dan memberi motivasi lebih, paling enggak untukku…
Apa sih KKL tu…??
KKL adalah Kuliah Kerja Lapangan. Walopun namanya terdengar sangar dan dahsyat tapi bayangkan sajalah seperti kegiatan study tour dulu waktu jaman SD SMP dan SMA. Tak jauh beda, walaupun untuk tour yang kali ini lebih bersifat “study” ketimbang study tour jaman sekolah dulu. KKL ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh tiap angkatan di Fakultas Farmasi UGM. Objek kunjungan, acara, dana semua dipikir oleh anak-anak dari angkatan yang mau mengadakan KKL itu sendiri. Walopun mendapat bantuan dana dari Fakultas, tapi tentu saja tak seberapa. Kami masih memungut iuran dari masing-masing anak yang mau ikutan. Dan untuk meringankan beban iuran supaya tidak terlalu besar, ada panitia DaNus yang kerja keras mencari dana tambahan, dan aku masuk dalam panitia tersebut. Berbagai macam hal kami lakukan untuk mendapat dana. Dari mulai jualan kertas bekas, baju bekas, makanan, bikin jaket angkatan, pin, jas lab, dan lain-lain. Alhamdulilah,, kerja keras kami berbuah hasil. Walaupun tak seberapa, dana dari DaNus mampu mengurangi sedikit beban teman-teman kami.
1st day: RS Margono Purwokerto
Perjalanan kami dimulai tanggal 19 Januari 2010, berangkat dari kampus jam 7 pagi untuk menempuh perjalanan menuju our first destination, Rumah Sakit Margono Purwokerto. Di RS Margono kami disambut sama kepala Instalasi Farmasi di sana. Bapaknya lucu, gendut putih gitu. Namanya Pak Budi. Dan ada satu lagi bapak-bapak. Aku lupa si dia njabat sebagai apa tapi kayaknya si salah satu orang penting di RS Margono. Kita nyebut beliau sebagai Pak Bimbo,, abis mirip ma personel Bimbo gitu, suara maupun jenggotnya. hehehehe,,
Abis mendapat penjelasan singkat ‘yang pada kenyataannya ga singkat’,, kami diajak touring menyusuri lorong-lorong di RS Margono. Kesan pertama, “ni RS angker banget”. Serius deh,, terkesan bangunan tua banget (dan emang dah tua si). Yang paling berkesan adalah waktu kami diajak melihat gudang perbekalan farmasi di RS tersebut. Masih baru banget, belum tertata rapi (coz baru pindahan gitu katanya). Gudangnya Luaaaaaassssss banget dan 3 lantai. Keren deh.
Dan kunjungan kami ditutup dengan foto bersama Pak Budi, 2 dosen pembimbing kami, dan tentu saja anak-anak FKK ’06 yang narsis abis. Sayang,, pak Bimbo ga ikutan foto ya… hehehehe
2nd day: RS Dharmais Jakarta – BPOM – Kick Andy
Habis dari RS Margono, kami langsung capcus ke Jakarta. Tidur di bis yang super duper mini emang ga nyaman. Banyak temen-temen yang ngeluh,, aku sendiri juga ngrasa kayak dilipet-lipet jadi 6 saking pegelnya. Tapi apapun kondisinya, tak menghalangiku untuk tidur nyenyak. Bahkan temen sebangkuku ampe bilang: “Indah gampang banget molornya…”
Anyway,, kami nyampe di Jakarta jam 4 pagi dan langsung dibawa ke penginapan yaitu di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Sempet istirahat bentar, jam 8 kami capcus lagi ke RS Dharmais. Selama di perjalanan,, aku ber-ndeso-ndeso-ria ngeliat gedung-gedung tinggi di Jakarta. Bahkan ngeliat jalan tol pun aku berkomen: “hwaaaaa….”. Oke,, itu emang ndeso. Sebodo lah,, tapi aku emang kagum banget ma Jakarta,, pembangunannya oke banget. Gedung-gedung bertingkat, mobil-mobil menuhin jalan, jalan-jalan layang dsb. Keren lah. Kagum lho ya,, bukan berarti pingin tinggal di sono. Buatku masih banyak kota laen yang enak buat ditinggalin (hohoho,,). Hmmmm,, jadi mikir,, melihat jalanan di Jakarta yang penuh dengan mobil,, “kok bisa ya Indonesia dibilang miskin???” Serius deh,, banyak mobil keren seharusnya berarti banyak orang kaya kan…? Tapi kok masih banyak aja ya orang miskin. Ah,, kebanyakan korupsi duit orang si. Makanya yang kaya ya makin kaya,, yang miskin tetep aja miskin. Koruptor,, Go to The Hell aja deh…
Jadi ngelantur,, oke balik ke RS Dharmais. Begitu ngelihat gedungnya aja pasti dah keliatan betapa megahnya ni RS. Dan betul aja,, begitu masuk sama sekali ga nampak kesan rumah sakit yang bau obat dan biasanya angker-angker gimana gitu. Di RS milik Bu Tien Soeharto ini, kami disuguhi pemandangan ala hotel bintang lima serta bau bakery dan mall.
Dan ternyata,, ga cuma bangunannya aja yang keren. Sistem instalasi farmasi disana juga ‘4 jempol’ deh…! Karena sistem gudang dah dibantu ma sistem computerized, maka farmasisnya jadi agak ‘nganggur’,, so mereka mencari kerjaan di ruang inapnya dengan memberikan pelayanan farmasi klinik. So,, kalo fokus di RS Margono masih terpecah antara manajemen obat dan pelayanan farmasi klinik, di RS Dharmais ini fokus utama farmasis lebih ke arah pelayanan farmasi klinik. Kami juga sempet diajak ngeliat proses pencampuran obat kanker. Pencampuran obat kanker memang perlu teknik dan peralatan khusus soalnya bersifat karsinogenik (memicu kanker),, so perlu hati-hati biar si pencampur ga ‘ikut-ikutan’ kena kanker.
Abis dari RS Dharmais, kami lanjut ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Disana kami hanya mendapat materi seputar pengawasan dan perijinan obat untuk bisa diedarkan. Ternyata ya,, perijinan suatu obat untuk bisa keluar tu ribet banget. Musti penelitian ini lah itu lah. Dan setelah dipasarkan pun juga harus tetap diawasi. Ya iyalah,, kan demi memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Sedaaaaapppp…. Di BPOM juga kami sempet dapet snack gratis… beda tu sama di RS Dharmais,, diajak muter-muter tapi ga dikasih maem. Kami kan laper paaaakkkk…. *curhat dikit*
Abis dari BPOM,, tibalah saat yang dinanti… syuting euy,, masuk tipi…!!!! hahahaha,, yup kami meluncur ke studio Metro TV buat syuting Kick Andy. Nyampe disana ternyata dah rame banget, ada mahasiswa/i dari ITS (Institut Teknologi Surabaya), UnPad (Universitas Padjajaran), UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), dan UIN Yogyakarta (muup ga tau panjangannya… hehehe). Sempet nunggu agak lama si,, mengingat syuting dimulai jam 7 dan kami datang jam 5. Tapi tak apalah kami sempet foto2 dengan (patungnya) Andy F. Noya. Tetep lah,, narsis dimana saja. hahahaha,,
Episode Kick Andy yang kami tonton berjudul “Peradilan Sesat” menampilkan beberapa narasumber yang semuanya pernah dipenjara karena kesalahan yang ga pernah mereka buat. Ada satu segmen yang paling bikin aku miris. Segmen itu menghadirkan narasumber seorang bapak-bapak (maap namanya lupa) yang waktu Lebaran Idul Fitri kemaren harus kehilangan sang istri. Ceritanya, waktu lagi boncengan naek motor, bapak,ibu, dan anak, tiba-tiba aja mobil di depannya berhenti. Si bapak telat ngerem dan akhirnya mereka jatuh. Bapak dan anak jatuh ke arah kiri, sementara si ibu jatuh ke arah kanan. Naasnya, dari arah kanan ada mobil Panther yang ngelindes si ibu dan meninggal dunialah si ibu tersebut. Yang lebih miris lagi, sopir Panther ini melaporkan si bapak yang notabene adalah suami korban ke polisi dengan tuduhan ‘kelalaian yang menyebabkan seseorang kehilangan nyawa’. What The F**K…!!! (g boleh ngumpat)
Pulang dari Kick Andy sekitar jam 10 malem,, dah tepar banget tuh. Capek, laper, ngantuk. Alhasil nyampe penginapan,,*blek* tertidurlah aku dengan sukses…
3rd day: Kimia Farma – Dufan
Hari berikutnya, kami berkunjung ke Kimia Farma. Dalam perjalanan aku kembali mengulang ke-ndesoan-ku. Kami sempet melewati Gedung MPR/DPR RI, Masjid Istiqlal, Gereja Kathedral, Istana Negara (apa Istana Merdeka ya…? ah sebodo lah,, pokoknya Istana), Monas, dan gedung-gedung lain. Tapi,, begitu nyampe Kimia Farma malah ga ada yang ngeh kalo itu adalah salah satu pabrik farmasi terbesar di Indonesia. Bangunannya dari depan keliatan kayak rumah biasa, kayak rumah bergaya Belanda gitu deh (bukan berarti aku pernah ke Belanda lhoooo….). Tapi begitu ke belakang,, beuhhhh luaaaassss banget. Di Kimia Farma ini kami emang ga diajak keliling industrinya, tapi kami disambut ma Direktur Pemasaran Kimia Farma. Wah,, kehormatan besar bagi kami, tentu saja. Selain dapet ilmu tentang marketing, kami juga sempet dapet demo make-up dan tentu saja make-up gratis… ahahahaha,, asoy deh…!
Dan yang paling ditunggu-tunggu pun tiba, kami meluncur ke DUFAN…!!!!!! Yang paling seru di Dufan adalah pas aku naek wahana Tornado. Seru si tapi sangat mengetes adrenalin. Gimana enggak,, hidup matiku cuma tergantung ma satu tali yang ngiket di bagian sekitar alat vital. beuuuhhh,, pokoknya sepanjang permainan,, teriak “Allahu Akbar” aja deh (walopun sempet ngumpat dikiiiiitttt…. hehehehe). Setelah maen Tornado,, naek wahana Halilintar tu kayak naek Komidi Putar,, ga seru babar blas… *lebay dan sedikit nggaya*
Ada satu kejadian ga mengenakkan di Dufan ini, yaitu pas kami makan malam di sekitar pantai Ancol yang berada persis di belakang Dufan. Hujan duereeeessss banget membuyarkan rencana panitia yang mau ngadain malam keakraban di pantai. Alhasil kami malah ngobrol-ngobrol sambil kedinginan di tempat makan, bahkan temenku ada yang kumat asmanya. Perjuangan menuju bis pun juga ga kalah sulit,, tempat parkir bis banjir dan kami harus menyeberangi air setinggi betis buat sampe ke bis. Dengan celana jins dicincing, tangan pegang payung berangkatlah aku dan temenku menuju bis. Lucunya, tiap ada petir atau gledek,, kami pasti langsung berhenti trus pelukan dan sama-sama teriak: “ Aaaaaaa….. “ Norak banget… hahahahaha.. Tapi syukurlah kami selamat sampai ke bis.
4th day: RS Hasan Sadikin – Shopping Time – Go Home
Jam 7 kami langsung check out menuju Bandung. Tujuan pertama kami adalah RS Hasan Sadikin. Dan menurutku dari semua tempat yang kami datangi, tempat inilah yang paling mengecewakan. Pertama, gedungnya angker banget (ngalah-ngalahin RS Margono) dan yang paling bikin horor adalah di ruangan tempat presentasi itu dipajang foto-foto orang penting di RS situ yang udah meninggal…!!! ngapain coba,, kan malah jadi horor…?? Yang kedua, toiletnya jorooooooookkkk banget (bandingkan ma toilet RS Dharmais yang kayak kamar mandi hotel), ketiga kami ga dikasih snack (ssstttt,, padahal di RS ini biaya masuknya paling mahal…!), keempat kami ga diperbolehkan melihat salah satu sistem pendistribusian obat di RS ini. Kelima karena si ibu yang menjadi guide kami sepertinya mantan atlet sprint 100 meter (ngebut banget cing jalannya), alhasil kami ga sempet mendokumentasikan hal-hal penting di RS ini (baca: foto-foto narsis), dan yang paling ngecewain (bukan ngecewain si tapi yang paling dodol) kami kesasar berulang kali di RS ini. Maluuuu banget diliatin pasiennya, kita bolak balik kayak setrikaan. Beuuuhhh,, ga enak banget deh.
Untungnya kami bisa meloloskan diri dari lembah hitam ini (hahahaha,, lebay), dan kami menuju surganya para wanita: Jalan Riau di Bandung yang merupakan pusat distro disono…!!!! uhuuuiiiiyyy,, it’s shopping time,, baby… Sayangnya,, waktu yang disediain dikit banget. Cuma 1,5 jam cing padahal tu jalan panjangnya ngalah2in jalan malioboro. Mana cukup coba 1,5 jam. Ya sudahlah,, berusaha memanfaatkan waktu yang sedikit itu, aku sempet beli oleh2 kaos dan tas buat aku sendiri. Lumayan lah… hehehehe,,
Dan demikianlah,, selesai sudah perjalanan KKL kami. Ga seperti teman-teman yang pulang ampe Jogja,, aku turun di tengah jalan. Bukan karena tidurku ganggu yang lain,, bukan pula karena diusir oleh teman-teman 1 bis,, tapi aku dijemput ma emak dan babe di Buntu, Banyumas. Dan sampailah aku jam 2 dini hari di Cilacap Bercahaya, my hometown…
Read Full Post »